Monday 23 November 2015

KEPEMIMPINAN, DESAIN, DAN STRUKTUR ORGANISASI

Teori Dan Arti Penting Kepemimpinan

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan -khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi oranglain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono,1994:181).
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugasyang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagaikemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhikomitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama; dan kemampuanmempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara dan mengembangkan budayaorganisasi (Shegdill dalam Stoner dan Freeman 1989: 459-460).
Ditinjau dari sejarah perkembangannyadapat dikemukakan disini adanya tiga teori kepemimpinan :

Teori Kepemimpinan Pemimpin Besar


Kelemahan :
  1. Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses          pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan   memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah         “Asal Raja Menjadi Raja”.
  2. Ciri pemimpin bersifat lahiriah, tidak ada ilmu atau cara untuk menciptakan           ciri pemimpin ini.

Kelebihan :
  1.  Pemimpin yang dimaksud memiliki ciri istimewa.
  2. Pemimpin memiliki dampak dan pengaruh besar.
  3. Pemimpin diangkat berdasarkan aksi dan kecerdasannya dalam menyelesaikan suatu masalah.
Teori Peristiwa Besar (Big Bang Theory)

Kekurangan :
  1. Pemimpin yang lahir secara situasional tidak menjamin keberhasilan saat     kepemimpinannya. Karena Tindakan yang dilakukan hanya untuk membuat suatu perubahan yang berdasarkan situasi saat itu.

Kelebihan :
  1. Pemimpin dalam teori ini dikenal memiliki sifat aktif, kritis, dan memiliki daya juang yang tinggi karena terlahir dalam situasi yang cenderung tidak baik yang menjadi motvasi dari lahirnya teori kepemimpinan ini.
Teori Sifat (Karakter) (Trait Theory)

Kekurangan :
  1. Tidak selalu ada hubungannya antara sifat yang dianggap  unggul dengan   efektivitas kepemimpinan, karena situasi dan kondisi tertentu memerlukan         sifat tertentu pula yang berbeda dari yang lain

Kelebihan :
  1. Walaupun beberapa karakteristik dari pemimpin dalam teori ini tidak relevan dengan keefektifan suatu kepemimpinan. Tetapi karakter ini menjadi suatu kebutuhan idealnya seorang pemimpin
Teori Perilaku (Behavior Theory)


 Kekurangan :
  1. Teori Kepemimpinan Perilaku belum dilengkapi deangan suatu faktor, yakni           penyesuaian terhadap situasi dan kondisi. Karena situasi  dan kondisi tidak         akan sama dan selalu ada cara kepemimpinan yang berbeda untuk menangani          situasi dan kondisi yang berbeda.

Kelebihan :
  1. Teori ini mampu mematahkan teori sebelum-sebelumnya tentang bagaimana            terbentuknya sebuah jiwa kepemimpin yang berasal dari cara pembelajaran,      observasi, dan pengalaman.
Tipologi Kepemimpinan

·        Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.

·         Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

·         Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

·         Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

·         Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan

·         Faktor Kemampuan Personal
  1. Faktor Kemampuan Personal
  2. Faktor Jabatan
  3. Faktor Situasi dan Kondisi
Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi

Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para bawahan dan mereka harus menerima arahan dari pemimpin. Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan dan keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan pada diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi.
Di dalam teori manajerial terdapat 2 orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi.

Dimensi struktur organisasi

·         Formalisasi

Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.

·         Sentralisasi

Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.

·         Kerumitan

Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.

Departementalisasi

Menurut Ernie (2010), departementalisasi merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam organisasi yang akan bertanggung jawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu.

Model-model desain organisasi

Model desain organisasi dibagi menjadi :

·         Desain Organisasi Mekanistik
Desain organisasi ini merupakan organisasi yang menekankan pada kepentingan pencapaian produksi yang tinggi dan efisien melalui penggunaan aturan dan prosedur yang ekstensif, sentralisasi wewenang, dan spesialisasi tenaga kerja yang tinggi. Fungsi manajemen organisasi menurut Henri Fayol yang relevan dalam memahami model mekanistik ada 4 yaitu Prinsip spesialisasi, prinsip kesatuan arah, prinsip wewenang dan tanggung jawab, dan prinsip rantai berjenjang. Model mekanistik mencapai tingkat produksi dan efisiensi yang tinggi dengan karakteristik :

Ø  Sangat kompleks karena menekankan pada spesialisasi tenaga kerja.
Ø  Sangat tersentralisasi karena menekankan pada wewenang dan tanggung gugat (accountability).
Ø  Sangat formal karena menekankan pada fungsi sebagai dasar departemen.

·         Desain Organisasi Organik

Desain organisasi ini merupakan organisasi yang menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisasi yang tinggi. Model organik dari desain organisasi berada dalam posisi yang bertentangan dengan model mekanistik berkaitan dengan perbedaan karakteristik organisasi. Perbedaan yang sangat nyata antara dua model adalah konsekuensi dari perbedaan kriteria efektivitas yang masing-masing berupaya mencapai maksimalisasi. Sementara model mekanistik memaksimalkan efisiensi dan produksi, model organik memaksimalkan kepuasan fleksibilitas dan pengembangan.
Organisasi organik fleksibel terhadap perubahan tuntutan lingkungan karena desain organisasi organik mendorong pemanfaatan yang lebih besar dari potensi manusia. Pengambilan keputusan, pengendalian, dan proses penetapan sasaran desentralisasi dan disebarkan pada semua tingkat organisasi.

Implikasi Manajerial desain dan struktur organisasi

Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.

SUMBER :

https://www.academia.edu/4802030/Teori_dasar_Kepemimpinan
https://www.academia.edu/9445834/Teori_Kepemimpinan
http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1253275195&&&1036006290&&1351745423&ayur001
http://alfrizodewa.blogspot.co.id/2015/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://talithamedina.com/blog/kepemimpinan/
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/dimensi-struktur-organisasi/
https://www.scribd.com/doc/188298644/Departementalisasi
http://anggriana246.blogspot.co.id/2012/03/model-desain-organisasi.html
https://2695things.wordpress.com/tag/implikasi-manajerial-desain-dan-struktur-organisasi/

No comments:

Post a Comment