Teori Dan Arti Penting Kepemimpinan
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan -khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga
dia mampu mempengaruhi oranglain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini
Kartono,1994:181).
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dan
mengarahkan berbagai tugasyang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok.
Kepemimpinan juga diartikan sebagaikemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan
tujuan, kemampuan mempengaruhikomitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk
mencapai tujuan bersama; dan kemampuanmempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi,
memelihara dan mengembangkan budayaorganisasi (Shegdill dalam Stoner dan
Freeman 1989: 459-460).
Ditinjau dari sejarah perkembangannyadapat
dikemukakan disini adanya tiga teori kepemimpinan :
Teori Kepemimpinan Pemimpin Besar
Kelemahan :
- Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah “Asal Raja Menjadi Raja”.
- Ciri pemimpin bersifat lahiriah, tidak ada ilmu atau cara untuk menciptakan ciri pemimpin ini.
Kelebihan :
- Pemimpin yang dimaksud memiliki ciri istimewa.
- Pemimpin memiliki dampak dan pengaruh besar.
- Pemimpin diangkat berdasarkan aksi dan kecerdasannya dalam menyelesaikan suatu masalah.
Teori Peristiwa Besar (Big Bang Theory)
Kekurangan :
- Pemimpin yang lahir secara situasional tidak menjamin keberhasilan saat kepemimpinannya. Karena Tindakan yang dilakukan hanya untuk membuat suatu perubahan yang berdasarkan situasi saat itu.
Kelebihan :
- Pemimpin dalam teori ini dikenal memiliki sifat aktif, kritis, dan memiliki daya juang yang tinggi karena terlahir dalam situasi yang cenderung tidak baik yang menjadi motvasi dari lahirnya teori kepemimpinan ini.
Teori Sifat (Karakter) (Trait Theory)
Kekurangan :
- Tidak selalu ada hubungannya antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan, karena situasi dan kondisi tertentu memerlukan sifat tertentu pula yang berbeda dari yang lain
Kelebihan :
- Walaupun beberapa karakteristik dari pemimpin dalam teori ini tidak relevan dengan keefektifan suatu kepemimpinan. Tetapi karakter ini menjadi suatu kebutuhan idealnya seorang pemimpin
Teori Perilaku (Behavior Theory)
Kekurangan :
- Teori Kepemimpinan Perilaku belum dilengkapi deangan suatu faktor, yakni penyesuaian terhadap situasi dan kondisi. Karena situasi dan kondisi tidak akan sama dan selalu ada cara kepemimpinan yang berbeda untuk menangani situasi dan kondisi yang berbeda.
Kelebihan :
- Teori ini mampu mematahkan teori sebelum-sebelumnya tentang bagaimana terbentuknya sebuah jiwa kepemimpin yang berasal dari cara pembelajaran, observasi, dan pengalaman.
Tipologi Kepemimpinan
· Tipe Kepemimpinan
Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan
tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan
militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando,
keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2)
menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas,
upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut
adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki
saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi
hanya berlangsung searah.
·
Tipe Kepemimpinan
Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
(1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2)
pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai
situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5)
bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan
tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak
buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8)
selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat
konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada
bawahan apabila mereka patuh.
·
Tipe Kepemimpinan
Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin
hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak
mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan
koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan
atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya
biasanya morat marit dan kacau balau.
·
Tipe Kepemimpinan
Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
·
Tipe Kepemimpinan
Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan
yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi
yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan
sosial ditengah masyarakat.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan
·
Faktor Kemampuan
Personal
- Faktor Kemampuan Personal
- Faktor Jabatan
- Faktor Situasi dan Kondisi
Implikasi manajerial
kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan
berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para bawahan dan mereka harus
menerima arahan dari pemimpin. Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri
sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan dan keberanian
bertindak sesuai dengan keyakinan pada diri sendiri dan orang lain dalam
membangun organisasi.
Di
dalam teori manajerial terdapat 2 orientasi yang dijadikan ukuran yaitu
berfokus pada manusia dan pada tugas. Sebagai seorang pemimpin, bertugas
memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat
mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system
komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi
dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin.
Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan
lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas.
Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para
pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi.
Dimensi struktur
organisasi
·
Formalisasi
Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan
mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu
organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam
setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin
formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja.
Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian
kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya
rentang kendali.
·
Sentralisasi
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang
mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh
manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah
sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar
sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar
sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin
besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
·
Kerumitan
Departementalisasi
Menurut Ernie (2010), departementalisasi
merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam organisasi yang akan bertanggung
jawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan
berdasarkan faktor-faktor tertentu.
Model-model desain organisasi
Model
desain organisasi dibagi menjadi :
·
Desain Organisasi
Mekanistik
Desain organisasi ini merupakan organisasi yang
menekankan pada kepentingan pencapaian produksi yang tinggi dan efisien melalui
penggunaan aturan dan prosedur yang ekstensif, sentralisasi wewenang, dan
spesialisasi tenaga kerja yang tinggi. Fungsi manajemen organisasi menurut
Henri Fayol yang relevan dalam memahami model mekanistik ada 4 yaitu Prinsip
spesialisasi, prinsip kesatuan arah, prinsip wewenang dan tanggung jawab, dan
prinsip rantai berjenjang. Model mekanistik mencapai tingkat produksi dan
efisiensi yang tinggi dengan karakteristik :
Ø Sangat kompleks karena menekankan pada spesialisasi
tenaga kerja.
Ø Sangat tersentralisasi karena menekankan pada wewenang
dan tanggung gugat (accountability).
Ø Sangat formal karena menekankan pada fungsi sebagai dasar
departemen.
·
Desain Organisasi
Organik
Desain organisasi ini merupakan organisasi yang
menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat
tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur,
wewenang yang disentralisasikan atau spesialisasi yang tinggi. Model organik
dari desain organisasi berada dalam posisi yang bertentangan dengan model
mekanistik berkaitan dengan perbedaan karakteristik organisasi. Perbedaan yang
sangat nyata antara dua model adalah konsekuensi dari perbedaan kriteria
efektivitas yang masing-masing berupaya mencapai maksimalisasi. Sementara model
mekanistik memaksimalkan efisiensi dan produksi, model organik memaksimalkan
kepuasan fleksibilitas dan pengembangan.
Organisasi organik fleksibel terhadap perubahan tuntutan
lingkungan karena desain organisasi organik mendorong pemanfaatan yang lebih
besar dari potensi manusia. Pengambilan keputusan, pengendalian, dan proses
penetapan sasaran desentralisasi dan disebarkan pada semua tingkat organisasi.
Implikasi Manajerial
desain dan struktur organisasi
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang
berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi
adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam
suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi
tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan
struktur organisasi.
SUMBER :
https://www.academia.edu/4802030/Teori_dasar_Kepemimpinan
https://www.academia.edu/9445834/Teori_Kepemimpinan
http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1253275195&&&1036006290&&1351745423&ayur001
http://alfrizodewa.blogspot.co.id/2015/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://talithamedina.com/blog/kepemimpinan/
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/dimensi-struktur-organisasi/
https://www.scribd.com/doc/188298644/Departementalisasi
http://anggriana246.blogspot.co.id/2012/03/model-desain-organisasi.html
https://2695things.wordpress.com/tag/implikasi-manajerial-desain-dan-struktur-organisasi/